Welcome to My Blog!

This is Boxer Template Demo Site
Follow Me

Kesadaran apakah Bukti Minimal Berorganisasi?



By  Unknown     03.59     
Khoirul Andiani*
Masih teringat diskusi hangat bersama kawan-kawan kemarin tanggal 03 Nov 2014 di hall FEB UMS membahas mengenai permasalahan dalam berorganisasi. Dalam diskusi tersebut ada statmen yang menggelitik dalam diri saya mengenai tawaran atau solusi ketika organisasi itu muncul ketidak harmonisan. Kawan saya menyatakan bahwa ketika muncul ketidak harmonisan dalam beroganisasi minimallah masih ada yang sadar dalam organisasi tersebut. Statmen ini yang menimbulkan pertanyaan pada saya apakah dengan segampang itu menyelesaikan masalah dalam berorganisasi? dan ketika hal yang minimal itupun sudah tidak ada pada anggota organisasi, dapat dikatakan yang seperti apakah organisasi tersebut?
Sedikit meminjam gagasan Paulo freire terkait sebuah kesadaran. Paulo freire menggolongkan kesadaran manusia menjadi menjadi 3 (tiga) golongan, yakni: Pertama; Kesadaran Magis (magical consciousness) adalah suatu kesadaran yang tidak mampu melihat kaitan antara satu faktor dengan faktor lainnya. Misalnya masyarakat miskin yang tidak mampu melihat kaitan antara kemiskinan mereka dengan sistem politik dan kebudayaan. Kesadaran magis lebih melihat faktor di luar manusia (natural maupun supra-natural) sebagai penyebab dan ketidakberdayaan. Kedua; Kesadaran Naif (naival consciusness), keadaan yang dikategorikan dalam kesadaran ini adalah lebih melihat aspek manusia menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Ketiga; Kesadaran Kritis (critical consciousness), kesadaran ini lebih melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah.
Dari teori kesadaran Paulo freire tersebut bisa di pastikan bahwa kesadaran pun trnyata masih terbagi sesuai keadaan psikologis manusia. Dari permasalah di atas syukur kalau kesadaran yang masih ada dalam anggota organisasi tersebut dalam fase kesadarn kritis yang notabene fase ini mampu melihat segala sisi dari suatu masalah, sehingga kemungkinan besar masalah bias teratasi, akan tetapi bisa di pasatikan organisai ini akan mengalami stagnanisisai ketika anggota organisasi tersebut berada dalam fase magis karena hal ini pasti akan muncul saling mencurigai, menyalahkan antara satu dengan yang liannya. Maka hal ini yang menjadi jawaban akan statmen di atas, mungkin perlu di gali kembali kesadaran minimal yang seperti apa yang terpatri dalam anggota organisasi masing-masing.
Pendapat penulis bahwa ketika seseorang sudah terikat dalam suatu organisasi maka yang jadi pegangan disana bukan lagi subuah kesadaran baik itu ada kata minimal maupun maksimal, akan tetapi yang jadi pegangan atau yang jadi pertanyaan bahwa seberapa jauhkah tangguangjawab anggota tersebut dalam mengemban tugasnya atau seberapakah kesetiaannya dalam ucapan sakralnya ketika di sumpah dalam pelantikan. bukan lagi kesadaran lagi yang di persoalakan melainkan tanggungjawab yang harus di kedapankan.

*Penulis adalah Mahasiswa FEB UMS semester 3

About Unknown

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas euismod diam at commodo sagittis. Nam id molestie velit. Nunc id nisl tristique, dapibus tellus quis, dictum metus. Pellentesque id imperdiet est.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *